Janin stres adalah kondisi yang tidak boleh dibiarkan terlalu lama. Jika Si Kecil di dalam kandungan terlalu banyak mengalami stres, ia bisa mengalami berbagai komplikasi serius yang dapat memengaruhi kesehatan dan tumbuh kembangnya.    

Setiap hal yang ibu hamil lakukan akan berdampak pada kesehatan dan perkembangan janin dalam kandungan. Salah satu dampak yang dapat terjadi jika ibu hamil tidak menjaga kesehatannya adalah janin menjadi stres.

Janin Juga Bisa Mengalami Stres, Lho! Ini Penyebabnya - Alodokter

Kondisi ini perlu mendapatkan penanganan segera, karena jika tidak, beragam komplikasi kehamilan dan gangguan kesehatan pada janin dapat muncul. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai janin stres dan apa saja bahayanya, yuk, simak ulasan berikut.

Kenapa Janin Bisa Stress?

Ada beberapa kondisi ibu hamil yang menyebabkan atau meningkatkan risiko janin mengalami stres, antara lain:

  • Hamil di usia 35 tahun atau lebih.
  • Menderita gangguan kesehatan selama hamil, seperti tekanan darah tinggi, anemia, infeksi, preeklamsia, atau diabetes.
  • Memiliki berat badan berlebih atau obesitas saat hamil.
  • Hamil anak kembar.
  • Memiliki riwayat bayi meninggal dalam kandungan (stillbirth).
  • Menderita kekurangan nutrisi, sehingga berdampak pada ukuran janin yang lebih kecil dibandingkan ukuran janin pada umumnya (IUGR).
  • Masalah pada ketuban, misalnya memiliki jumlah cairan ketuban yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dan emboli air ketuban.
  • Merokok saat hamil.
  • Hamil hingga 42 minggu atau lebih namun belum juga menunjukkan tanda persalinan (post-term pregnancy).
  • Memiliki masalah psikologis, seperti depresi atau gangguan cemas, selama hamil.

Cara Mendeteksi bahwa Janin Mengalami Stres

Merasakan pergerakan janin merupakan cara termudah untuk mengetahui apakah janin stres atau tidak. Gerakan janin cenderung berubah-ubah seiring perkembangannya di dalam kandungan.

Namun, jika kamu merasa gerakannya lebih jarang dari biasanya atau seketika berhentik bergerak sama sekali, maka bisa jadi tanda bahwa dia sedang stres. Jika hal ini terjadi, sebaiknya segera temui dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Dalam menentukan apakah janin mengalami stres atau tidak, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang, seperti USG dan pemeriksaan cardiotocography (CTG).

Dugaan janin mengalami stres akan semakin tinggi jika hasil pemeriksaan dokter menunjukkan:

  • Kebutuhan oksigen janin tidak tercukupi (hikopsia).
  • Ukuran janin lebih kecil dibandingkan ukuran janin di usianya.
  • Detak jantung janin terlalu lambat atau cepat.
  • Komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia atau diabetes.
  • Air ketuban mengandung tinja (mekonium).

Apabila pemeriksaan awal menunjukkan satu atau beberapa tanda di atas, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lanjutan guna memastikan kondisi. Selain mendiagnosis, pemeriksaan lanjutan juga bertujuan untuk menentukan penanganan yang akan dilakukan untuk mengatasi stres yang dialami janin.

Dampak Buruk Janin Stres dan Cara Mencegahnya

Janin yang mengalami stres harus segera mendapat penanganan. Jika dibiarkan, kondisinya bisa bertambah parah dan berpotensi menimbulkan komplikasi serius berupa cedera otak pada janin. Pada kasus yang lebih parah, stres dapat meningkatkan risiko janin mengalami gawat janin. Jika tidak segera ditangani, gawat janin ini bisa menyebabkan janin meninggal dalam kandungan.

Tidak hanya itu, komplikasi juga bisa dialami janin akibat menelan tinja (mekonium) yang terkandung di air ketuban. Komplikasi tersebut dapat berupa penyumbatan saluran pernapasan janin.

Beberapa cara bisa kamu lakukan untuk mencegah janin mengalami stres, antara lain:

  • Memperbanyak minum air putih agar terhindar dari dehidrasi.
  • Berbaring di sisi kiri saat tidur supaya rahim tidak menekan pembuluh darah utama tubuh. Pembuluh darah yang tertekan bisa menghambat aliran darah ke plasenta dan janin.
  • Menghentikan penggunaan obat-obatan untuk sementara waktu atau konsultasikan lebih dulu dengan dokter sebelum Anda mengonsumsi obat- tertentu.
  • Mengatasi stres selama hamil dengan melakukan relaksasi, olahraga, dan tidur yang cukup.

Jika bayi dalam kandunganmu mengalami stres menjelang waktu persalinan, maka dokter akan menyarankan agar bayi segera dilahirkan. Metode persalinan yang akan dilakukan tergantung sudah sejauh mana tahapan persalinan yang telah kamu lalui.

Kamu masih bisa melahirkan secara normal dengan bantuan alat, seperti vakum atau forceps. Jika persalinan normal tidak memungkinkan, maka dokter akan menyarankan persalinan dengan operasi caesar.

Janin stres merupakan kondisi berbahaya, namun ibu hamil kerap kali tidak menyadarinya. Oleh karena itu, pastikan kamu melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin ke dokter kandungan. Dokter tak hanya membantumu mencegah janin stres, tapi juga menganjurkan upaya-upaya yang bisa kamu lakukan untuk menjaga kesehatanmu dan janinmu.