Bahaya merokok bukan lagi topik yang asing untuk diperbincangkan. Kebiasaan ini telah menimbulkan banyak kerugian, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk berhenti merokok. Salah satunya adalah menggunakan rokok elektrik. 

Terdapat lebih dari 7000 zat kimia berbahaya yang terkandung di dalam rokok dan asapnya. Selain zat adiktif, rokok juga mengandung 70 zat kimia yang diketahui mampu menyebabkan kanker atau zat karsinogenik.

Manfaat Rokok Elektrik untuk Mengurangi Bahaya Rokok - Alodokter

Tak hanya itu, kebiasaan merokok juga terbukti dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner dan stroke. Penyakit tersebut merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di Indonesia.

Bahaya merokok dan dampaknya terhadap kesehatan bukan hanya dirasakan oleh para perokok, melainkan juga oleh orang yang menghirup asap rokok (perokok pasif).  Pada  tahun 2019, WHO juga mencatat bahwa ada sekitar 1,2 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya akibat menjadi perokok pasif.

Mengingat banyaknya ancaman penyakit yang dapat muncul akibat merokok, banyak perokok mengaku ingin melepaskan diri dari belenggu rokok. Namun, tak sedikit orang yang merasa kesulitan untuk berhenti merokok.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sedikitnya ada 97 juta penduduk Indonesia yang merokok dan terpapar asap rokok. Lebih dari 30% perokok aktif menunjukkan upaya untuk berhenti, tapi tingkat keberhasilannya sangat kecil, yaitu kurang dari 10%.

Bahaya Merokok bagi Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah  

Merokok merupakan salah satu kebiasaan tidak sehat yang menjadi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Dibandingkan orang yang tidak merokok, perokok aktif memiliki risiko 2-4 kali lebih tinggi untuk mengalami penyakit ini. Risiko tersebut juga akan meningkat pada perokok pasif.

Zat beracun dari rokok dapat menyebabkan terbentuknya plak di pembuluh darah yang dapat menyumbat aliran darah, kerusakan struktur dinding pembuluh darah dan otot jantung, gangguan fungsi jantung dalam memompa darah, serta gangguan fungsi pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh.

Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tahun 2018 mengungkapkan bahwa ada lebih dari 225.000 kematian di Indonesia setiap tahunnya yang diduga disebabkan oleh kebiasaan merokok, dan sekitar 65% dari jumlah tersebut disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.

Peran Rokok Elektrik terhadap Kesehatan

Banyak perokok yang mengaku telah mencoba berbagai cara, mulai dari menggunakan obat-obatan, terapi pengganti nikotin, hingga menjalani psikoterapi, untuk berhenti merokok. Namun, tingkat keberhasilannya cukup rendah. Bahkan, tak sedikit perokok yang sempat berhenti merokok, tetapi akhirnya merokok lagi.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kini tersedia rokok elektrik. Dengan penggunaan yang hampir menyerupai rokok tembakau, rokok elektrik dipercaya dapat menjadi cara yang cukup efektif untuk membantu para perokok berhenti merokok, apalagi jika dikombinasikan dengan cara-cara yang sudah disebutkan di atas.

Meski masih mengandung nikotin, rokok elektrik tidak mengandung zat-zat berbahaya, seperti tar dan karbondioksida, yang terdapat pada rokok tembakau biasa. Oleh karena itu, rokok elektrik tak hanya dipercaya efektif untuk mengatasi kecanduan rokok, tapi juga dapat menurunkan potensi bahaya rokok terhadap kesehatan.

Hal tersebut didukung oleh hasil sebuah penelitian yang menyatakan bahwa perokok yang beralih dari rokok tembakau ke rokok elektrik mengalami perbaikan fungsi pembuluh darah. Perbaikan ini dapat terlihat hanya dalam jangka waktu 1 bulan setelah beralih ke rokok elektrik.

Kendati demikian, penggunaan rokok elektrik belum bisa dikatakan sepenuhnya aman. Meski sudah ada beberapa negara yang menyetujui penggunaan rokok elektrik sebagai bagian dari terapi untuk berhenti merokok, efektivitas dan keamanan rokok elektrik masih terus diteliti.

Jika mengalami kesulitan untuk berhenti merokok, Anda mungkin dapat mempertimbangkan rokok elektrik sebagai upaya untuk mengurangi atau menghentikan kebiasaan tersebut.

Namun, keputusan ini sebaiknya dikonsultasikan dulu dengan dokter. Dokter akan mempertimbangkan besarnya manfaat dan risiko penggunaan rokok elektrik sebagai terapi alternatif untuk menghentikan kebiasaan merokok.