RI Kemasukan Omicron XBB.1.5 'Kraken', Mungkinkah COVID-19 Naik Lagi?

Tanggal posting : 17 February 2023
Oleh Admin
tips-trick

Indonesia sudah kemasukan subvarian Omicron XBB.1.5 atau yang disebut varian 'Kraken'. Mengingat subvarian ini diyakini menjadi varian Corona yang paling mudah menular, mungkinkah RI bakal lagi-lagi diterpa lonjakan kasus COVID-19?
Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sekaligus spesialis paru RS Persahabatan dr Erlina Burhan, SpP(K) menjelaskan varian Kraken awalnya merebak di Amerika Serikat (AS). Ia menyebut varian ini menular lebih cepat dibandingkan varian-varian Corona yang menyebar sebelumnya.

"Karakteristik dari virus ini adalah mudah, sangat-sangat mudah menular. Jauh lebih mudah dibandingkan dengan varian apa pun yang ada. Tapi gejala atau keluhannya memang ringan saja, bahkan sebagian besar tidak keluhan," ungkapnya dalam konferensi pers, Rabu (25/1/2023).

Kini, masyarakat RI yang berusia 18 tahun ke atas sudah bisa menerima suntikan vaksin COVID-19 booster dosis kedua secara gratis. dr Erlina mengingatkan, vaksin memang tidak bekerja 100 persen mencegah paparan virus Corona. Namun, bertujuan menekan risiko gejala berat pada pasien COVID-19. Walhasil, ia mengimbau masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin booster kedua.

"Booster ini tujuannya mencegah jangan sampai kalau tertular menjadi berat. Jadi tidak 100 persen bisa dikatakan booster ini bisa mencegah orang tidak jadi sakit. Karena vaksinasi bukan satu-satunya. Jadi tetap protokol kesehatan, meningkatkan sistem imun karena sesungguhnya ini adalah penurunan keseimbangan dan sistem imun dan keganasan virus," pungkasnya.

Kraken Masuk RI dari Mana?
Kasus pertama infeksi varian Kraken di RI ditemukan pada warga negara Polandia. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu menyebut pasien tersebut sempat menginap semalam di salah satu hotel DKI Jakarta.

Setelah bermalam di Jakarta, pasien melakukan perjalanan ke Balikpapan, Kalimantan Timur. Ia sempat dites COVID-19 dengan rapid test antigen dan dinyatakan negatif pada 7 Januari.

Kemudian pada 11 Januari, ia kembali menjalani tes COVID-19 PCR untuk sebuah kegiatan. Di sanalah ia dinyatakan positif COVID-19 tanpa gejala.

Meski tidak mengeluhkan gejala apa pun, pasien tersebut menjalani isolasi hingga 15 Januari. Ia baru dinyatakan negatif COVID-19 pada 18 Januari.

Sumber : https://health.detik.com

(0) yang berkomentar

Silahkan login terlebih dahulu untuk menulis komentar

Berita Lainnya