Virus Nipah merupakan salah satu jenis virus berbahaya. Penularan virus nipah dapat terjadi melalui perantara hewan liar ke manusia. Meski belum terdeteksi di Indonesia, Anda tetap perlu waspada karena virus ini diduga dapat berpotensi menjadi pandemi.

Belum usai pandemi COVID-19 melanda dunia, masyarakat kembali dihadapi dengan kemunculan virus lain yang diduga berpotensi menjadi pandemi baru, yaitu virus Nipah (NiV).

Seputar Virus Nipah dan Potensinya Menjadi Pandemi Baru - Alodokter

Virus Nipah adalah salah satu jenis virus yang dapat menyerang hewan dan manusia. Virus ini sendiri sebenarnya sudah pernah mewabah di beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, Bangladesh, dan India.

Keberadaan virus Nipah belum terdeteksi di Indonesia hingga saat ini. Namun, beberapa kasus infeksi virus tersebut sudah terkonfirmasi di negara yang berdekatan dengan Indonesia.

Oleh karena itu, masyarakat diharapkan untuk lebih waspada terhadap virus yang diduga mudah menular ini.

Asal-Usul Virus Nipah

Virus Nipah pertama kali teridentifikasi di sebuah peternakan babi di Malaysia tahun 1999. Saat itu, beberapa jenis hewan menunjukkan gejala demam, sulit bernapas, dan kejang.

Menurut WHO, virus tersebut berasal dari kelelawar buah yang ditularkan ke babi saat terjadi penebangan hutan secara besar-besaran, sehingga menyebabkan populasi kelelawar berpindah mendekati area peternakan.

Ternak babi yang telah terinfeksi dapat menularkan virus Nipah ke peternak dan peternak pun dapat menularkannya ke sesama manusia. Proses penularan yang mudah inilah yang menjadikan virus Nipah diduga bisa berpotensi menjadi pandemi.

Kenali Cara Penularan Virus Nipah

Virus Nipah merupakan virus jenis RNA yang termasuk dalam golongan Paramyxovirus. Golongan virus ini juga dapat menyebabkan penyakit lain, seperti pneumonia, gondongan, dan campak.

Virus Nipah diketahui berasal dari hewan liar, seperti kelelawar pemakan buah (Pteropus sp.), dan hewan ternak, seperti domba, kambing, dan babi, yang terinfeksi virus tersebut.

Penularan virus Nipah dapat terjadi ketika manusia bersentuhan langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi, seperti air liur, darah, dan urine.

Selain itu, beberapa riset juga menunjukkan bahwa seseorang bisa mengalami gejala infeksi virus ini ketika ia mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi virus nipah, khususnya yang dimasak kurang matang.

Tak hanya dari hewan ke manusia, virus Nipah pun diketahui dapat menular antarmanusia. Seseorang bisa terinfeksi virus nipah apabila ia pernah kontak dengan pasien yang terinfeksi virus tersebut.

Tanda dan Gejala Infeksi Virus Nipah

Virus Nipah memiliki masa inkubasi sekitar 4–14 hari. Ini artinya, seseorang dapat mengalami gejala infeksi virus Nipah setelah virus tersebut masuk ke tubuhnya dalam kurun waktu tersebut.

Infeksi virus Nipah dapat menimbulkan gejala ringan yang mirip dengan gejala flu, tetapi bisa juga menimbulkan gejala berat yang berisiko menyebabkan kematian. Saat terinfeksi virus Nipah, seseorang dapat mengalami beberapa gejala berikut ini:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Batuk
  • Sakit tenggorokan
  • Nyeri otot
  • Sesak napas
  • Muntah

Sementara itu, pada kasus yang parah, infeksi virus Nipah bisa menyebabkan peradangan pada otak (ensefalitis).

Orang yang menderita ensefalitis akibat infeksi virus nipah bisa mengalami gejala berupa mudah mengantuk, sulit fokus dan konsentrasi, serta disorientasi atau tidak bisa mengenal waktu, tempat, dan orang lain, termasuk orang terdekatnya.

Untuk peradangan otak yang cukup berat, kondisi ini bahkan bisa menyebabkan penderitanya mengalami kejang, pembengkakan otak, dan koma.

Belum ada obat yang dapat menyembuhkan infeksi virus Nipah, begitu pula vaksin untuk mencegah penyakit ini. Namun, sebagian orang yang terinfeksi virus ini bisa sembuh dengan sendirinya.

Pada kasus yang parah, misalnya sudah terjadi ensefalitis, orang yang terinfeksi virus Nipah bisa mengalami komplikasi berbahaya, seperti sering kejang, perubahan kepribadian, atau bahkan meninggal dunia.

Mencegah Penularan Infeksi Virus Nipah

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, untuk mencegah penularan virus Nipah, Anda disarankan untuk mengikuti beberapa cara berikut ini:

  • Hindari kontak dengan kelelawar atau hewan ternak yang berisiko tertular virus Nipah. Jika perlu, Anda bisa memasang jaring di sekitar rumah untuk mencegah kelelawar masuk ke dalam rumah.
  • Cuci bersih sayur dan buah sebelum dikonsumsi serta hindari konsumsi buah atau sayuran yang kotor dan tampak sudah tergigit oleh binatang.
  • Gunakan alat pelindung diri, seperti sarung tangan, sepatu bot, dan pelindung wajah, saat membersihkan kotoran atau urine hewan.
  • Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah berinteraksi dengan hewan atau orang yang sedang sakit, terutama yang memiliki gejala infeksi virus Nipah.
  • Hindari konsumsi daging kelelawar atau daging hewan ternak yang dimasak kurang matang.

Meski belum ada laporan kasus infeksi virus Nipah di Indonesia, Anda tetap perlu waspada karena virus ini mudah menular dari hewan atau orang yang terinfeksi, sehingga dianggap berpotensi menjadi pandemi.

Apabila Anda pernah kontak dengan hewan atau orang yang diduga terinfeksi virus Nipah dan mengalami gejala demam, batuk, nyeri otot, sakit kepala, serta lemas, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat.