Waket MPR Dorong Dunia Pendidikan Perkuat Spiritualitas di Era Disrupsi

Tanggal posting : 13 March 2023
Oleh Admin
tips-trick

Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mendukung upaya dunia pendidikan tinggi untuk memperkuat spiritualitas di tengah era disrupsi. Menurutnya, aspek ketuhanan membuat pendidikan bisa menangkal berbagai tantangan, termasuk masalah sekulerisme.
Hal itu disampaikan Basarah saat menyampaikan sosialisasi empat pilar MPR RI di STAI Ma'had Aly Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, Selasa (7/3/23).

"Apa yang digagas almarhum KH Hasyim Muzadi yang mendirikan pesantren Al-Hikam khusus mahasiswa ini bisa dijadikan pilot project bagaimana kita menghadapi era disrupsi. Saat banyak dunia pendidikan tercerabut dari akar menuju sekulerisme, pendidikan di Indonesia yang berideologi Pancasila harus tetap di jalur ketuhanan yang religius sesuai amanat sila pertama Pancasila,'' kata Basarah dalam keterangannya, Selasa (7/3/2023).

Dalam acara bertajuk 'Tantangan dan Peluang Dunia Pendidikan di Era Disrupsi' yang diawali dengan penandatangan MoU antara STAI Al-Hikam dengan GM FKPPI di STAI Al-Hikam itu, Basarah menjelaskan gejala disrupsi di era modern saat ini mirip dengan gejala lahirnya humanisme di Eropa pada Abad Pertengahan. Jika di era Abad Pertengahan banyak masyarakat tercerabut dari akar agama lantaran otoritas agamawan kehilangan kepercayaan lalu terjebak dalam sekulerisme, Ketua Fraksi PDI Perjuangan itu memandang saat ini era digitalisasi telah mendorong mereka ke situasi nomophobia.

"Nomophobia terjadi pada masyarakat digital yang mengacu pada ketidaknyamanan, kecemasan, kegelisahan atau kekhawatiran ketika seseorang tidak bisa jauh dari smartphone. Ini adalah gangguan patologis akibat pengembangan teknologi komunikasi. Kecemasan yang diakibatkannya sangat berbahaya untuk kejiwaan,'' jelas Basarah.

Basarah mengulas nomophobia kali pertama teridentifikasi pada 2008 dalam penelitian yang dilakukan UK Post Office di Inggris. Penelitian untuk menguak kecemasan masyarakat di era disrupsi tersebut menjadikan 1000 orang sebagai sampel. Dari jumlah itu, 77% kelompok usia 18-24 tahun ternyata paling rentan mengalami nomophobia.

"Dari penelitian itu bisa kita analisis ternyata mahasiswa adalah kelompok paling rentan mengalami kecemasan akibat era disrupsi. Jadi, sudah benar apa yang dilakukan asrama Al-Hikam ini, mewajibkan semua mahasiswa yang tinggal di sini mendalami ilmu agama agar timbul keseimbangan lahir batin pada mereka,'' sebut Basarah.

Anggota Komisi X DPR RI yang antara lain membidangi pendidikan itu memaparkan Pasal 4 UU No. 12 tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi mengamanatkan agar semua perguruan tinggi di Indonesia menjadi pusat-pusat pembentuk watak dan peradaban bangsa, mengembangkan sikap inovatif, kreatif, berdaya saing, serta mengembangkan iptek. Dia menekankan amanat ini penting disampaikan sebab kini Indonesia tengah menghadapi peperangan ideologi yang tidak terlihat tapi ada.

"Di era komunikasi terbuka seperti saat ini, peperangan ideologi pasti ada. Masyarakat gampang mengakses dunia maya yang di dalamnya semua ideologi terpampang nyata, mulai dari transnasionalisme, kapitalisme, sampai hedonisme pun ada. Kita harus yakin dengan ideologi yang kita miliki, yakni Pancasila,'' terang Dosen Pascasarjana Universitas Islam Malang itu.

Sumber : https://news.detik.com

(0) yang berkomentar

Silahkan login terlebih dahulu untuk menulis komentar

Berita Lainnya