Mengintip Proses Pembuatan Kertas Daluang di Indramayu

Tanggal posting : 28 February 2023
Oleh Admin
tips-trick

Khazanah tulis menulis di atas kertas daluang pernah dilakukan leluhur Indramayu. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya manuskrip, diantaranya berhasil diselamatkan Yayasan Surya Pringga Dermayu.
Daluang merupakan kertas tradisional Indonesia yang berbahan dari kulit batang pohon saeh dan dibuat dengan cara manual atau pakai tangan. Salah satunya di desa Cikedung Lor, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu yang melestarikan kertas daluang tersebut.

Toekang Saeh sebutan pembuat kertas daluang mulanya mencari dan menentukan batang pohon saeh yang sesuai. Biasanya, mereka memotong pohon saeh menjadi beberapa bagian dengan ukuran 50-70 sentimeter, kecuali bagian ujung atau pucuk.

"Usia pohon saeh yang pas untuk dibuat kertas dari 1 tahun sampai 2 tahun. Kalau lebih dari itu kulit kayu cenderung sulit di olah," kata Pembuat Kertas Daluang, Akhmedi Mamun (38), belum lama ini.

Selain bahan kayu saeh, mereka juga menyiapkan peralatan mulai dari 2 buah logam kuningan yang berbeda, lempeng stik dari tulang ikan, alas kayu (landasan) dan pisau hingga semprotan air.

Prosesnya, setiap kulit bagian batang kayu berukuran 50-70 Sentimeter itu dikupas hingga bersih. Potong batang kayu secara vertikal untuk mengambil kulit bagian dalam pada kayu saeh tersebut.

"Kita ambil kulit dalamnya setelah kulit luar dikupas. Tahap awal di geprek dulu baru di rendam untuk memudahkan nanti proses pelebaran kulit jadi kertas," ujar Akhmedi.

Untuk memudahkan proses pembuatan kertas, perajin umumnya merendam kulit bagian dalam kayu saeh itu. "Kalau direndam paling lama 3 hari terus sehari juga bisa. Airnya di campur bibit roti atau soda kue biar lebih lembek," ucapnya.

Kulit kayu yang sudah siap kemudian digeprek secara perlahan. Memakai logam kuningan, kulit kayu di geprek sambil menggesernya agar kulit semakin melebar.

Sesekali, perajin juga gunakan semprotan air. Sambil disemprotkan ke bagian kertas yang hendak di geprek. Itu dilakukan berulang hingga terlihat rapih dan tidak pecah.

"Kalau pecah juga gak jadi masalah nanti di tambal. Teknik numbuknya pelan-pelan pakai sistem geser, ke kiri atau ke kanan biar melar," ucap Akhmedi sambil menggeprek kulit kayu.

Modal sabar dan ulet sanga dibutuhkan ketika menggeprek kulit kayu. Agar menghasilkan ketebalan kertas nantinya merata. Sehingga, minimal proses penggeprekan butuh waktu sekira satu jam sampai kulit kayu itu melebar.

"Untuk ukuran panjang 50 lebar 8 sentimeter itu bisa dilakukan selama satu jam. Jadi panjang 1 meter, lebar 15 sentimeter lah bisa," kata Akhmedi.

Sebelum proses penjemuran kertas, perajin terlebih dulu menghaluskan kertas dengan memakai tulang ikan.

Sumber : https://www.detik.com

(0) yang berkomentar

Silahkan login terlebih dahulu untuk menulis komentar

Berita Lainnya