Mengajari Keterampilan Anak Melawan Body Shaming Di Lingkungan Pendidikan
Tanggal posting : 20 January 2022
Oleh Admin
Mengajari Keterampilan Anak Melawan Body Shaming Di Lingkungan Pendidikan
Penulis: Pristian Alaika
si artikel:
Perlakuan teman Body shaming pada anak dapat terjadi dimana saja, dan kapan saja. Hal ini mestinya kita ajarkan semenjak kecil, perlakuan untuk tidak body shaming dan melawan body shaming. Perbuatan mempermalukan seseorang berdasarkan bentuk tubuhnya dengan cara mengejek sangat tidak baik bagi anak, anak akan trauma, sehingga dia tidak menerima apa yang ada pada dirinya. Banyak sekali contoh perlakuan body shaming seperti, kurang tinggi, kurang mancung, rambut kriwil, badan hitam, maupun badan putih. Hal ini bisa terjadi pada siapa saja, ketika anak itu masuk dilingkungan yang berbeda dengan dirinya, padahal manusia diciptakan berbeda-beda.
Perlakuan Body shamming akan berdampak pada;
-
Kecemasan sosial
-
Merasa diri sendiri lebih rendah dari yang lain
-
Merasa kesepian dan mengasihani diri sendiri
-
Menderita gangguan makan
-
Depresi
-
Munculnya kebiasaan makan yang tidak sehat
-
Anoreksia, sehingga seseorang menolak untuk makan
Dalam buku yang berjudul The Danish Way of Parenting, ketika anak telah menerima perlakuan body shamming dan membalas perlakuan itu dengan body shamming, hal ini tidak akan menyelesaikan masalah dan malah kesannya tidak apa-apa mengejek balik. Pasti perlakuan body shamming akan diajarkan secara lumrah padahal itu tidak baik.
Menghadapi perlakuan body shamming tidak memiliki rumusan baku dan kasus seperti ini juga bukan yang akan langsung selesai dalam satu waktu. Ini langkah-langkah yang kamu harus lakukan:
-
Pertama, dengarkan cerita anak dan pahami. Sampaikan kalau kamu senang bahwa si anak mau bercerita pada kamu. Dengarkan sampai selesai, jangan ikut emosi duluan.
-
Kedua, berikan empati, jangan meremehkan. Kalau anak menangis, biarkan dia mengeluarkan emosinya. Jangan meremehkan, “Duh, cuma gitu aja nangis.” Pasalnya, sekali kamu meremehkan apa yang dirasakan anak, dia nggak akan cerita atau percaya lagi pada orang tuanya.
-
Ketiga, bantu anak untuk menguraikan apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana menghadapinya. Beri dia sikap positif terhadap dirinya.
-
Keempat, kalau terjadi perundungan fisik atau perundungan verbal yang parah, dorong anak untuk membicarakan dengan gurunya.
Tanyakan dan ikutilah perkembang masalah body shamming anak kamu, dan ajarkan kepada anak. Kita dilahirkan bentuk fisik yang berbeda-beda maka ajari anak untuk saling menghargai dan menghormati. Selamat mencoba
Gambar 1:
(0) yang berkomentar
Silahkan login terlebih dahulu untuk menulis komentar